PRAKTIKUM KIMIA TERAPAN
JUDUL PRAKTIKUM
: Pembuatan Telur Asin
TUJUAN :
Untuk mengetahui proses pembuatan telur asin
HARI/TANGGAL
: Rabu 21 Agustus 2013
NAMA
KELOMPOK :
1. M. Rajib Siddiq
2. Habli Mawardi
3. Diana Ayu Syifa
4. Siti Sara Yuniandari
Kelas: XI IPA 1
DASAR TEORI
:
Telur yang direndam didalam larutan garam akan mengalami
osmosis karena teur tersebut ditempatkan ditempat/lingkungan yang
konsentrasinya lebih encer daripada di dalam telur (isi telur). Telur sebagai
sel tunggal yang terbungkus cangkang yang memiliki pori-pori dan merupakan
membran yang bersifat selektif permeabel, kuning telur sebagai inti. Hal itu
menyebabkan air garam masuk ke dalam telur melewati membran/cangkang telur
karena konsentrasi di dalam lebih tinggi daripada di luar, sehingga telur
menjadi asin. Hal ini juga sesuai dengan pengertian osmosis yaitu proses
perpindahan molekul-molekul zat terlarut dari konsentrasi rendah (hipotonik) ke
konsentrasi tinggi (hipertonik).
Sebelum telur direndam sebaiknya telur diamplas terlebih
dahulu agar dapat mengikis kalsium yang ada di cangkangnya dan dapat
mempermudah molekul masuk ke dalam telur. Untuk pencucian sebaiknya menggunakan
air hangat untuk membunuh mikroorganisme sehingga telur tersebut steril ketika
dimasukkan ke dalam larutan. Dalam praktikum lebih baik menggunakan garam
kristal sebagai zat terlarut karena garam kristal memiliki konsentrasi lebih
tinggi dan garam tersebut lebih asin dari pada garam dapur biasa.
Berat telur bertambah dan volume air berkurang dikarenakan
molekul air dan garam bergerak masuk ke dalam telur karena larutan garam lebih
hipotonik dibanding isi telur yang hipertonik. Sehingga menyebabkan hemolisis
atau masuknya molekul air dan garam ke dalam telur, sehingga berat telur
bertambah tetapi volume air di luar berkurang. Semakin encer larutan garam maka
akan semakin lama pengasinan.
ALAT DAN
BAHAN :
1. 2 butir telur (telur1 = 59
gr, telur2 = 67,65 gr)
2. 50 gr abu Gosok
3. 50 gr garam
4. Air secukupnya
5. Amplas
6. Gelas/stoples
7. Plastik & karet
CARA KERJA :
1. Siapkan alat dan bahan untuk
pembuatan telur asin
2. Cuci telur hingga bersih, kemudian
keringkan
3. Amplas semua permukaan telur agar pori-porinya
terbuka
4. Timbang telur yang sudah di amplas, abu
gososk, dan garam
5. Buat adonan yang terdiri dari
campuran abu gosok, garam, dan air secukupnya
6. Masukkan telur ke dalam adonan
tersebut, lalu bungkus telur dengan adonan satu persatu secara merata
sekeliling permukaan telur
7. Simpan/susun telur ke dalam stoples
selama 15 hari
8. Setelah di simpan, cuci bersih telur
dengan air yang mengalir lalu keringkan
9. Timbang masing masing telur untuk
mengetahui perubahan beratnya
10. Di rebus selama 15 sampai 20 menit
11. Setelah direbus angkat telur lalu
belah untuk mengetahui perubahan warna dan rasanya.
HASIL
PENGAMATAN :
Telur
|
Berat telur sebelum diasinkan
|
Berat telur sesudah diasinkan
|
Warna Kuning Telur setelah di rebus
|
Warna Putih Telur setelah di rebus
|
Rasa
|
Telur 1 (telur ayam)
|
59 gr
|
64,8 gr
|
Lebih pucat
|
Putih
|
Lebih asin
|
Telur 2 (telur bebek)
|
67,65 gr
|
70,75 gr
|
Lebih pekat
|
Putih
|
Asin
|
KESIMPULAN :
-
Proses
perpindahan molekul yang terjadi pada percobaan telur asin ini adalah osmosis
-
Peristiwa
osmosis pada percobaan kali ini adalah perpindahan molekul air dan garam dari
konsentrasi rendah(larutan garam) ke konsentrasi tinggi (telur)
-
Bakteri
dan mikroorganisme tidak mampu hidup di larutan garam, maka seringkali mengawetkan
makanan dengan cara mengasinkan makanan tersebut
PERTANYAAN
DAN JAWABAN :
1. Peristiwa apa yang terjadi dengan
telur tersebut, mengapa telur menjadi asin? Peristiwa osmosis, karena telur
direndam di dalam larutan garam dan ditempatkan ditempat/lingkungan yang
konsentrasinya lebih encer daripada di dalam telur (isi telur). Telur sebagai
sel tunggal yang terbungkus cangkang yang memiliki pori-pori dan merupakan
membran yang bersifat selektif permeabel, kuning telur sebagai inti. Hal itu
menyebabkan air garam masuk ke dalam telur melewati membran/cangkang telur
karena konsentrasi di dalam lebih tinggi daripada di luar, sehingga telur menjadi
asin.
2. Mengapa garam yang dipakai adalah
garam kristal, dan bukan garam halus? karena garam kristal memiliki konsentrasi
lebih tinggi dan garam tersebut lebih asin dari pada garam halus.
3. Apakah pada pembuatan telur asin ini
sama dengan pembuatan telur asin pada umumnya yang menggunakan abu gosok? Telur
asin yang dibuat dengan memakai abu gosok pada dasarnya sama dengan telur asin
yang dibuat dengan larutan garam, hanya saja telur yang direndam lebih terjamin
mutunya dibanding yang memakai abu gosok Karena telur hanya kontak dengan
larutan garam saja dan pembuatannya pun juga lebih steril dan bersih.
4. Apa yang akan terjadi apabila jumlah
air tetap tetapi jumlah garam dikurangi mis: 1:4 (air 1L) atau 1:5 (air 1L)? Semakin
encer larutan garam (jumlah garam lebih sedikit) maka akan semakin lama pula
proses pengasinan.
5. Mengapa putih telur sebelum dan
sesudah perendaman berbeda kondisinya, apa yang menyebabkan hal tersebut?
Karena molekul air dan garam masuk melalui membran selektif permeabel dan
bercampur dengan putih telur
6. Mengapa di dalam telur yang telah
direndam, kuning telur menjadi lebih padat/mengeras dan putih telur lebih
encer? Kuning telur dari telur yang telah direndam menjadi lebih mengeras karena
molekul air dan garam masuk ke kuning telur, tapi lebih banyak garam yang masuk
dibanding air, sehingga garam yang terdapat di kuning telur akan menumpuk dan
kuning telur lama kelamaan akan mengeras karena kelebihan mineral garam.
Sedangkan putih telur setelah direndam lebih encer karena molekul air dan garam
masuk melalui membran selektif permeabel dan bercampur dengan putih telur ,
larutan garam yang sedikit keruh mempengaruhi warna putih telur dan menyebabkan
putih telur menjadi kurang transparan dan larutan garam yang lebih encer
daripada putih telur itu bercampur dengan putih telur yang seperti
lender/gel/kental berkurang kepekatannya dan menyebabkan putih telur menjadi lebih
encer dari semula.
DAFTAR
PUSTAKA :
Ø Anonimus 2009. Laporan biologi
pembuatan telur asin. http://njuznya.blogspot.com/2009/05/laporan-biologi-pembuatan-telur-asin.html.